Thursday, April 3, 2014

Setrategi Komunikasi Organisasi Rumah Sakit Umum milik Pemerintah


Pace & Faules (2005, p.170) mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi.
Rumah sakit adalah salah satu contoh dari Organisasi Nirlaba. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang sasaran pokoknya adalah perihal non komersil atau  tidak mencari laba.
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik dan berkualitas membuat industri rumah sakit terus berbenah diri. Salah satunya dengan melakukan strategi komunikasi organisasi untuk menarik minat pasien. Belakangan ini dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan masyarakat membuat banyak pengusaha mendirikan rumah sakit atau klinik swasta yang mampu bersaing dengan rumah sakit milik pemerintah. Bahkan dengan perkembangannya, rumah sakit swasta mampu membuat rumah sakit pemerintah kalah saing. Termasuk dalam kesolidan orang-orang didalam organisasinya.
Rumah sakit milik pemerintah perlu strategi komunikasi agar tetap diminati oleh masyarakat. Salah satunya adalah melalui promosi. Selama ini RS milik pemerintah sering kali mendapat cap buruk dari masyarakat karena prosedur yang panjang dan penanganan yang lambat serta fasilitas yang tidak nyaman. Pemerintah terkesan mengabaikan kebutuhan rakyatnya dalam bidang kesehatan karena dengan semua cap buruk dari masyarakat, pemerintah terkesan tidak serius untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya dalam bidang kesehatan.
Walaupun Rumah Sakit tidak berorientasi pada laba, akan tetapi pelayanan dan kepuasan pasien tidak bisa diabaikan. Mungkin dalam hal ini kita lebih berbicara dalam hal kemanusiaan. Serta kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan rakyatnya. Strategi komunikasi menjadi penting demi keberlangsungan suatu organisasi terlebih lagi organisasi non profit yang memiliki banyak kendala untuk terus bertahan karena fokus  orientasinya bukan laba.
Strategi komunikasi tidak hanya dilakukan untuk pelanggan eksternal, akan tetapi antar sesama pelanggan internal juga perlu disusun strategi komunikasi untuk meningkatkan kinerja sehingga tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
Menurut Effendy (2006, p.135) strategi komunikasi adalah metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung melalui media. Sehingga dapat dikatakan strategi komunikasi adalah metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam menyususn strategi komunikasi, perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.      Tujuan
Sebelum melakukan sesuatu, kita memang harus menetukan tujuan, karena dengan adanya tujuan, kita memiliki sesuatu untuk diraih atau dicapai. Dalam membuat strategi komunikasi kita harus membuat tujuan terlebih dahulu untuk memastikan mau dibawa kemana dan untuk apa strategi komunikasi yang kita buat. Tujuan Strategi komunikasi yang kita buat harus sesuai dengan tujuan dari organisasi itu sendiri.
2.      Sasaran
Untuk strategi komunikasi yang efektif, kita perlu mengidentifikasi sasaran, menentukan sasaran dengan lebih spesifik lagi bisa semakin membantu kita untuk menyususn dan menjalankan strategi komunikasi. Sasaran ini bisa jadi adalah sasaran atau target yang akan menjadi penerima pesan kita atau menetukan sasaran media partner kita dalam menjalankan strategi komunikasi ini.
3.      Pesan
Pesan yang panjang dan terlalu luas cakupannya cenderung akan membuat orang lupa dengan apa yang telah kita sampaikan. Untuk memaksimalkan efek dari pesan yang kita sampaikan Karena itu perlu pesan yang menarik sehinngga komunikan mau mendengarkan apa yang ingin kita sampaikan. Cara penyampaian pesan juga menjadi penting agar proses penerimaan pesan lebih efektif.
4.       Instrumen dan kegiatan
Instrumen dan kegiatan menjadi hal yang penting untuk mengkomunikasikan pesan yang ingin kita sampaikan. Karena salah satu faktor untuk memaksimalkan efek pesan adalah dengan bisa membaca situasi dan kondisi yang tepat utuk pesan tersebut disampaikan.
5.      Sumberdaya dan skala waktu
Sumberdaya yang ada menjadi hal yang penting. Waktu juga bisa menjadi acuan untuk efektifnya komunikasi. Karena jika apa yang disampaikan dalam waktu yang tepat bisa jadi khalayak akan menjadi tertarik dengan pesan kita. Untuk menjalankan strategi komunikasi, cukup dengan menggunakan sumber daya yang kita miliki. Tidak perlu berlebih-lebihan untuk mengumbar janji kepada khalayak tentang berbagai hal padahal sumber daya yang dimiliki tidak bisa memenuhi hal tersebut. Ini akan berdampak pada citra negatif organisasi
6.      Evaluasi dan perbaikan
Efektivitas strategi komunikasi yang dilakukan harus selalu diukur dengan melakukan evaluasi. Baik untuk pelanggan internal maupun eksternal. evaluasi ini berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan strategi komunikasi yang sudah dilakukan. Atau untuk mencari model strategi komunikasi yang tepat untuk diterapkan di organisasi tersebut.

Contoh  Rancangan Strategi Komunikasi di Rumah Sakit
            Pemerintah kita melalui kementerian kesehatan sudah mencanangkan program JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu sebuah program pemerintah untuk memberikan asuransi bagi seluruh rakyatnya secara nasional. Akan tetapi banyak hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya kesiapan Rumah Sakit sebagai penyelenggara program JKN. Sehingga perlu disusun strategi komunikasi untuk program ini demi kesiapan RS sebagai penyelenggranya.
1.      Tujuan
Tujuan dari JKN adalah memebrikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. RS bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sehingga untuk menjalankan program JKN ini RS harus berbenah diri, baik dari segi kesiapan fasilitas, dan kesiapan orang-orang dan kegiatan organisasi didalamnya.  Tujuannya adalah agar bisa menjadi RS yang menjalankan program JKN dengan tepat. Tujuan ini bisa membantu kita untuk menyusun program atau strategi komunikasi di dalam RS.
2.      Sasaran
-          Untuk sasaran publik internal, karyawan, petugas media, laboratorium, dokter, perawat, petugas JKN, bahkan hingga keamanan dan seluruh yang ada di RS menjadi sasaran dari strategi ini. Karena mereka semua akan bersinggungan dengan program JKN. Mungkin kapsitas pengetahuan mereka dengan Program JKN ini yang masing-masing berbeda.
-          Untuk publik eksternal, pasien, calon pengguna program JKN, yang awalnya pengguna Askes dan Jamsostek dan dialihkan ke JKN, adalah sasaran eksternal dari strategi ini. Mereka menjadi penting untuk mengetahui dan lebih mengenal program JKN
-          Sasaran media partner yang digunakan, mungkin kita bisa menggunakan TV LCD yang ada di RS untuk lebih memperkenalkan program ini, melalui koran, iklan di TV lokal maupun nasional, famplet atau baliho yang ditempelkan di RS. Dan menyediakan petugas khusus untuk program JKN ini. Dan mungkin menginformasikan bahwa RS ini siap menjalankan program JKN
3.      Pesan
Publik eksternal: Pesan tentang program JKN ini bisa menyangkut bagaimana cara menjadi anggota JKN, prosedur pengobatan yang disediakan JKN, serta untuk pemegang askes atau jamsostek sebelumnya bagaimana dengan fasilitas yang didapatkan dan bagaimana proses perpindahan serta ketentuan-ketentuannya. Karena hingga saat ini program JKN ini belum jelas dan masih simpang siur dengan segala prosedurnya.
Sedangkan untuk publik internalnya, RS bisa memberikan informasi pada semua elemen yang ada didalamnya agar menegrti dan tahu. Selain itu pihak RS juga harus menyediakan petugas khusus untuk memberikan informasi tentang program ini.
4.      Instrumen dan kegiatan
Kegiatan yang sesuai untuk mengkomunikasikan hal ini adalah ketika semua elemen RS diberikan arahan tentang berlakunya program JKN ini. Karena pemerintah tentunya sudah memberikan penjelasan dan pelatihan pada RS sebelum program ini diresmikan. Hal ini sebagai bentuk sosialisasi pertama pemerintah, karena pelaksana JKN yang langsung bersuinggungan dengan masyrakat adalah RS.
5.      Sumber daya dan skala waktu
Dengan sumber daya yang dimiliki RS harus mampu menjalankan program JKN yang dilakukan secara nasional. RS bisa menggunakan semaksimal mungkin sumber daya yang dimiliki.
6.      Evaluasi dan amandemen
Setelah melakukan strategi komunikasi untuk program JKN ini, mungkin RS memerlukan tim khusus untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dari strategi yang diterapkan. Hal ini menjadi sangat penting karena menyangkut keberlangsungan organisasi. Selain itu kepuasan pelanggan menjadi salah satu hal utama dalam mendukung keberlangsungan organisasi.


No comments:

Post a Comment